Selasa, 10 Juni 2008

Apa bahasanya …?

Seorang penguasa Sicillia abad pertengahan

punya gagasan genius(kalau tak boleh disebut gendeng).

Ia ingin mengadakan sebuah penelitian, didorong oleh satu pemikiran.

dan … itu juga yang menjadi

satu-satunya pertanyaan dalam proposal penelitiannya

“bahasa apakah yang akan dipakai oleh seorang anak,

Jika sejak lahir ia tak pernah diajari berbicara ?”

š

Arkian, sang Raja kemudian benar-benar menjalankan penelitiannya. Mula-mula, ia perintahkan kepada Kepala Urusan Kewargaan/Kaurga untuk mengumpulkan sejumlah ibu (beserta bayinya yang baru dilahirkan) di istana, tentu saja itu tak sulit, terlebih para ibu merasa tersanjung, bagaimana tidak,…… diundang ke istana raja ! ?. (tak dijelaskan, dengan metode teknik sampling bagaimana pak Kaurga mengambil sampel sebagaimana diminta raja). Berikutnya, para ibu tadi diminta menempati kamar yang telah disiapkan oleh abdi dalem, …. , mereka menginap di kamar-kamar istana,!OH MY LORD ! mimpi-pun mereka tak pernah, …. Hari itu rasa gembira menyergap para ibu ! Esok harinya, usai santap pagi yang takkan mereka lupakan, kembali mereka dikumpulkan, … ada briefing. Kali ini disampaikan langsung oleh Baginda, …. Hati para Ibupun berdebar.

“Mulai hari ini, kalian resmi menjadi warga istana !” sabda Baginda yang penuh ketenangan dan dalam itu, disambut acapella tertahan dari mulut para Ibu. Gembira, haru, bahagia, betapapun mereka mencoba menyembunyikan, meski tak lagi terkatakan, …. suasana sedikit medengung lebah.

“Kalian semua akan dilayani seperti halnya para tamu kerajaan !” Kali ini, ….., para ibu tak lagi kuasa meluapkan rasa suka hati di hadapan sang Raja yang tetap tenang penuh wibawa., isyarat peringatan agar tenang dari para punggawa istana tak mampu menenangkan para ibu yang terlanjur merasa jadi celebritis itu, bahkan para punggawa itu yang justru kemudian diam seribu bahasa, manakala kerling tajam baginda beradu dengan mata kuyu mereka..

Sejurus kemudian, setelah para ibu berhasil sedikit meredakan luapan euforia nya,

“Aku hanya punya satu permintaan …………” khidmat semua yang hadir mendengarkan, menanti sabda baginda selanjutnya, yang sebenarnya telah mereka pahami semua sebagai sebuah perintah. Ya … Permintaan Baginda identik dengan titahnya.

“Selama kalian tinggal di sini, kalian tidak boleh berbicara atau mengajak berbicara dengan anak-anak kalian sendiri atau anak dari sesama kalian ! ……….” Semua terpaku diam dalam selaksa keheningan.Tak ada yang berani bicara, apatah lagi mengangkat muka, bahkan ketika baginda mantap berlalu dari hadapan mereka, …………. Andai saat itu sebuah jarum jatuh di tumpukan jerami, …………….. pasti syusyEh nyarinyE !.......

Santap pagi yang takkan mereka lupakan !…. Bisa jadi itu perjamuan terakhir bagi mereka. Menandai pula secara resmi penelitian Baginda dimulai, entah sampai berapa lama, !? Baginda seorang yang tahu agaknya, sampai anak-anak mereka mulai lepas usia balita …. bisik baginda dalam hati,….tak yakin.

Ternyata, prediksi baginda untuk lamanya penelitian itu serta merta gugur dengan sendirinya, tak sampai menunggu hari berganti bulan mengejar tahun. Selang seminggu sejak “perjamuan terakhir” itu, para ibu sudah diperkenankan pulang kembali ke rumah mereka masing-masing (hari itu mereka benar-benar merasakan betapa indahnya rumah mereka dibanding istana baginda nan megah). Diputuskan sudah ! Penelitian telah usai, FANTASTISO ! …… baginda tak perlu berlama-lama menunggu hasil penelitiaannya. Bahasa apakah yang akan dipergunakan oleh anak, jika sejak lahir ia tak pernah diajari berbahasa ………. Kini baginda tahu, ….…….

Bayi-bayi itu keburu meninggal semua !*

.…. ? ? ?......

Writed by

mpu Gandrung



* Based on true story. Cerita di atas diadaptasi dari tulisan Jalaludin Rahmat, dalam kata pengantarnya untuk buku Alexis Carrel, Man the Unknown (judul terjemahan: Misteri Manusia, RosjdaKarya, Bandung, _). Penulisan merekomendasikan SANGAT untuk tidak melakukan penelitian di atas !


Blogger Templates by Isnaini Dot Com. Supported by Gold Mining News. Powered by Blogger